Selasa, 18 November 2014

Ada apa dengan Indonesia???

Ada apa dengan Indonesia ini saya buat karena melihat keadaan negeri kita tercinta saat ini. Mengapa semuanya begitu suram??? Kemanakah langit biru Indonesiaku??? Senyuman yang ramah dari bangsa Indonesia, kicauan merdu burung dipagi hari, indahnya warna kupu-kupu yang terbang kesana kemari. Kemanakah semua itu???

Apakah sekarang kita begitu mudah dimusnahkan oleh bangsa lain??? Devide et impera sudah mendarah daging didiri kita masing-masing. Kenapa itu semua terjadi??? Pulau demi pulau terpecah, suku bangsa bertikai, antar kampung saling berselisih, bahkan keluargapun terpecah belah. Mengapa kita begitu bodoh? Mudah terprovokasi oleh bangsa lain yang ingin menghancurkan kita, ataukah semua itu karena diri kita sendiri yang tidak bisa mengendalikan diri??? Semua tulisan ini hanya introspeksi diri, bagaimana perwujudan dari Ideologi bangsa kita "Pancasila".

1. Ketuhanan Yang Maha Esa
Sekarang ini bukan Tuhan lagi yang Esa, tetapi Keegoisan dari masing-masing pribadi yang di Esa-kan. Tidak ada lagi Tuhan didalam diri kita, Tuhan sudah hilang entah kemana digantikan dengan Ego, Nafsu dan keinginan duniawi semata.
Perpecahan antar agama terjadi, kenapa ada semua itu? Padahal Tuhan itu Satu, hanya manusia yang membedakan dan menganggap agamanya paling benar dan paling baik. Tuhan tidak ingin semua itu, tidak ingin manusia terkotak-kotak hanya karena agama. Pertumpahan darah terjadi, hanya karena individu menganggap dirinya lah yang paling benar, bukankah Tuhan sumber kebenaran itu. Apakah manusia menganggap dirinya Tuhan? Hingga kita dengan enaknya menghabisi nyawa orang lain. Introspeksilah diri sendiri. Agama itu diciptakan bukan untuk menambah perpecahan, tetapi untuk menyatukan kita. Hargailah agama masing-masing dan saling menolong dalam kebaikan.



2. Kemanusiaan yang Adil dan Beradab

Adilkah kita terhadap sesama? Ataukah kita hidup hanya untuk diri sendiri? Seperti apakah adil itu? Untuk apakah keadilan itu ada?
Menurut KBBI adil itu adalah sama berat, tidak berat sebelah, tidak memihak. Adil juga memberikan sesuai dengan hak dan kewajiban masing-masing individu. Setiap orang punya porsi keadilan masing-masing, tidak bisa disama ratakan. Semua itu sesuai dengan tindakannya masing-masing. Pengangguran yang hanya tidur di rumah digaji, dibandingkan dengan seorang pekerja yang mati-matian kerja hanya mendapatkan gaji kecil. Adilkah seperti itu? Tidak. Pejabat yang korupsi uang rakyat berpuluh-puluh milyar dihukum 5tahun penjara, seorang bapak yang nyolong ayam untuk membelikan anaknya obat dihukum 5tahun penjara. Adilkah itu? Sekarang ini keadilan mudah diperjualbelikan hanya karena suatu benda yang bernama UANG. Sakti sekali benda tersebut, hingga membuat nyawa manusia dipertaruhkan.
Beradab, dimanakah adab orang Indonesia? Hilang ditelan bumikah? Apakah sudah berubah menjadi budaya barat? Mungkin.
Dahulu Indonesia terkenal sebagai bangsa yang berbudaya, ramah dan menjunjung tinggi adat istiadat. Sekarang??? Tanyalah kepada diri sendiri. Lihatlah di masyarakat sekitar, kemanakah semua itu sekarang? Punah ataukah sudah Hilang? Masih beradabkah kita? Dengan cara berbicara, cara berpakaian generasi muda kita. Dahulu peribahasa jawa "Ajining diri ono ing lathi, Ajining rogo soko busono". Sungguh peribahasa yang sangat baik bila diterapkan tiap individu di negeri ini. Tutur kata yang baik yang mencerminkan budaya timur merupakan cerminan dari bangsa kita. Keramah tamahan, kesopanan sudah memudar. Apabila setiap individu masih menjunjung tinggi nilai-nilai kesopanan dan norma dalam masyarakat, tidak menutup kemungkinan bangsa kita menjadi bangsa yang dihargai dan menjadi bangsa yang besar.

3. Persatuan Indonesia
Bagaimana Indonesia dapat bersatu sedangkan dari individu rakyat masih belum bisa menahan diri. Keegoisan kita merupakan hal utama yang dianggap benar, sehingga mengorbankan rasa empati dan simpati kepada orang lain. Di kota besar contohnya, dengan adanya kesibukan pekerjaan kita hingga melupakan adanya gotong royong antar warga dalam bahasa jawanya "Gugur Gunung". Pekerjaan yang menyibukkan kita hingga tidak ada waktu bersilaturahmi dengan orang lain, bahkan orang satu rumahpun tidak. Kehidupan duniawi yang kita kejar telah membuatakan mata hati kita untuk menyadari pentingnya arti orang lain disekitar. Prestige yang kita dambakan yang tiada ujungnya membuat kita tidak mensyukuri nikmat yang telah diberikan kepada masing-masing. Ingin lebih dan lebih lagi.
Budaya barat yang telah masuk baik melalui film, pergaulan, berita telah memudarkan budaya kita sendiri. Berkedok film anak dengan animasi yang menarik, tetapi mengandung unsur perkelahian, permusuhan dan balas dendam didalamnya. Seperti itulah cara orang sana untuk menghancurkan kita, tetapi kita tidak pernah menyadarinya. Film remaja dengan unsur pembunuhan dan sex membuat para remaja kita berlomba-lomba untuk mempraktekkan dalam kehidupannya. Apakah seperti itu yang bangsa kita harapkan? Dimanakah rasa saling memiliki dan Bhineka Tunggal Ika itu sekarang? Hanya diri kitalah yang bisa menjawabnya.

4. Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksaan dalam Permusyawaratan/ Perwakilan
Seperti inikah cerminan permusyawaratan dan perwakilan di Indonesia? Apabila ada konflik antar suku, budaya dan ras diselesaikan dengan senjata. Senjata dijual bebas dimana-mana. Berkedok untuk perlindungan diri, tetapi apa? Tidak melindungi diri malah menyengsarakan orang lain koboi dimana-mana dan dengan sesuka hati menggunakan senjata untuk melukai orang lain. Nyawa orang lain pun sudah tidak ada harganya. Dahulu apabila ada perselisihan pendapatan antar warga diselesaikan dengan musyawarah dan mencari solusi perselisihan tersebut, tetapi sekarang hanya senjata dan dendam yang bisa menyelesaikannya. Seperti itukah Indonesia? Dendam dan amarah yang tidak bisa ditahan oleh individu menyebabkan perpecahan bangsa sendiri. 
Perwakilan. Memang di Indonesia masih ada perwakilan rakyat dengan adanya DPRD, DPR, MPR. Tetapi apakah semua anggota nya berjuang untuk rakyat? Tanyakan pada hari kecil masing-masing. kita yang duduk di kursi anggota wakil rakyat apakh benar-benar menyuarakan suara rakyat? Ataukah hanya pemuasan diri masing-masing? Hari pertama pelantikan sudah ada yang terlambat dengan alasan ingin tampil cantik/ganteng, apakah kalian tidak melihat diluar sana rakyat kecil yang hanya menggunakan pakaian compang-camping yang butuh Anda perhatikan. Sewaktu sidang malah asik tidur, SMS, BBM, bahkan melihat film porno. Begitukah cara menghabiskan uang rakyat? Sidang dengan menghabiskan dana rakyat yang berpuluh-puluh bahkan beratus-ratus juta berakhir dengan ricuh dan tanpa hasil. Bagaimana nasib rakyat, tidakkah kalian malu bersikap seperti itu? Tanyakan kepada hati nurani Anda. Bahkan masih ada yang KORUPSI. Tidak malukah Anda melakukan seperti itu, tidak pernahkah Anda melihat dari dalam jendela mobil Anda ketika seorang anak kecil meminta-minta hanya untuk biaya sekolah? Dimanakah hati nurani Anda semua? Introspeksilah.

5. Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia
Hal yang paling hakiki adalah keadilan. Keadilan dalam hidup individu, keluarga, masyarakat dan bangsa. Tidak pernah membeda-bedakan status sosial, golongan dan dari mana kita berasal merupakan hal yang sangat indah dan didambakan bagi semua orang. Mengapa semua fasilitas yang disediakan bangsa ini harus dibeda-bedakan? Bukankah kita yang kurang beruntung juga mempunyai hak untuk menikmatinya. Tidakkah lebih indah apabila kita bisa bersama-sama menikmati yang ada di tanah air tercinta tanpa ada perbedaan antara si kaya dan si miskin. 
Leburlah semua golongan menjadi satu, saling membantu dalam mewujudkan kesejahteraan bersama. Apabila kita bisa mempunyai hati nurani untuk memikirkan nasib orang lain, maka kita tidak akan pernah sanggup memuaskan diri sendiri. 

Tidakkah lebih indah kalau kita bisa bercermin dan menghilangkan bayangan hitam dihati kita dan kita bisa melihat kebawah dengan mengulurkan tangan kepada saudara kita serta tidak lupa bersyukur atas pemberian dari-Nya.